MAKALAH
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PASCAOPERASI
SECTIO CAESARIA
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Dosen Pengajar : Dra. Aah
Hilyati, M.Pd
Kelompok
6
Tingkat
1C
Disusun
Oleh :
1.
Nita Dwi Lestari P27901114112
2.
Sahril Lova P27901114122
3. Wildan
Ramadhan P27901114129
Semester
1
PROGRAM STUDI DIII
KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
Jalan Dr. Sitanala Desa Karang Sari Kec. Neglasari
Kota Tangerang
2014
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak
nikmat kepada penulis sehingga atas berkat dan rahmat serta karunia-Nyalah
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Pascaoperasi Sectio
Caesaria” ini sesuai dengan waktu yang penulis rencanakan. Makalah ini
dibuat sebagai tugas kelompok mata kuliah Bahasa Indonesia pada semester 1.
Terima
kasih penulis sampaikan juga kepada dosen pengajar Bahasa Indonesia yang telah
memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengerjakan tugas ini, sehingga
penulis menjadi lebih mengerti dan memahami tentang asuhan keperawatan pada
pasien pascaoperasi sectio caesaria.
Tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
seluruh pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung telah membantu
dalam upaya penyelesaian makalah ini baik mendukung secara moral maupun
materil.
Ibarat
pepatah “Tak Ada Gading Yang Tak Retak”, maka begitu pula halnya dengan makalah
ini, walaupun penulis telah berusaha semaksimal mungkin, akan tetapi penulis
menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan, kekurangan dan kehilafan dalam
penulisan makalah ini. Untuk itu, saran dan kritik tetap penulis harapkan demi
perbaikan makalah ini ke depan. Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Terima Kasih.
Tangerang,
10 Desember 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN
JUDUL
KATA
PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR
ISI ......................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
1.3. Tujuan Penulisan Makalah ............................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN ................................................................................... 3
2.1. Pengertian Sectio Caesaria ....................................................................... 3
2.2. Etiologi/Penyebab Sectio Caesaria .................................................................. 3
2.3. Tanda dan Gejala Pascaoperasi Sectio Caesaria .............................................. 4
2.4. Pemeriksaan Penunjang .................................................................................... 4
2.5. Penatalaksanaan ............................................................................................... 4
2.6. Proses Keperawatan Pada Pasien
Pascaoperasi Sectio Caesaria ..................... 5
BAB
III PENUTUP ..................................................................................... ..... 10
3.1. Kesimpulan ............................................................................................... ..... 10
3.2. Saran ......................................................................................................... ..... 10
DAFTAR
PUSTAKA ................................................................................... ..... 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Saat ini persalinan
dengan sectio caesaria bukan hak yang
baru lagi bagi para ibu maupun golongan ekonomi menengah keatas. Hal ini
terbukti dengan meningkatnya angka persalinan dengan sectio caesarea di Indonesia. Peningkatan persalinan dengan sectio caesaria ini disebabkan oleh
berkembangnya indikasi dan semakin kecilnya resiko dan mortalitas pada sectio caesaria yang didukung dengan
kemajuan teknik operasi dan anesthesia,
serta ampuhnya antibiotika dan keotherapie. (Mochtar, 1998).
Peningkatan persalinan sectio caesarea di Indonesia dalam kurun
waktu 20 tahun terakhir dari 5% menjadi 20% (Danfort, 2002) dan tercatat dari
35,7% - 55,3% ibu melahirkan dengan proses sectio
caesaria. Di jawa timur, rumah sakit umum daerah Dr. Soetomo sebagai Rumah
Sakit rujukan terbesar di Jawa Timur ditemukan bahwa angka kejadian persalinan sectio caesaria pada tahun 2006 adalah
1393 kasus (22,4%) dari total persalinan (Jurnal Penelitian, 2006).
Melahirkan dengan sectio caesaria seharusnya dilakukan
dengan jalan operasi. Indikasi medis ada dua faktor yang mempengaruhi yaitu
faktor janin dan faktor ibu. Faktor janin terdiri dari bayi terlalu besar,
kelainan letak, ancaman gawat janin, janin abnormal, faktor plasenta, kelainan
tali pusat dan bayi kembar, sedangkan faktor ibu tediri dari usia, jumlah anak
yang dilahirkan (paritas),
tulang panggul, riwayat persalinan yang lalu dengan sectio caesarea.
Kalau ibu baru satu kali
bedah caesar, silahkan saja
melahirkan alami. Umumnya keberhasilannya 80 persen. Jadi, sekali dibedah
caesar tidak selalu harus caesar lagi. Biasanya, kita lihat saat proses
persalinan, kalau silahkan melahirkan normal, toh ada keberhasilan 70%. Kalau
macet baru bedah caesar. Tidak
terlambat, masih ada waktu. Kegagalan memang bisa terjadi, misalnya karena
proses persalinan tidak maju atau macet akibat tali pusat pendek.
Operasi
Sesar atau Sectio Caesaria adalah
proses persalinan dengan melalui pembedahan dimana irisan dilakukan di perut
ibu/laparatomi dan rahim/histerotomi untuk mengeluarkan bayi.
Jadi,
berdasarkan latar belakang tersebut penulis bermaksud membahas tentang
bedah/operasi caesar dan bagaimana asuhan keperawatan yang harus diberikan
kepada pasien pascaoperasi caesar.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah
yang dapat dibahas pada makalah ini adalah:
1.
Apa pengertian sectio
caesaria?
2. Apa
etiologi/penyebab dilakukannya sectio caesaria?
3.
Apa saja tanda dan gejala yang timbul pascabedah sectio caesaria?
4.
Apa saja pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan?
5.
Apa saja penatalaksanaan yang dapat dilakukan?
6.
Bagaimana proses keperawatan pada pasien pascabedah sectio caesaria?
1.3. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan dari
penulisan makalah ini adalah:
1.
Untuk mengetahui dan mengenal apa itu operasi sectio caesaria.
2.
Untuk mengetahui dan memahami penyebab dilakukannya
operasi sectio caesaria.
3.
Untuk mengetahui dan memahami tanda dan gejala yang
timbul pascaoperasi sectio caesaria.
4.
Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan kepada pasien pascaoperasi sectio
caesaria.
5.
Untuk mengetahui penatalaksanaan yang dapat dilakukan kepada
pasien pascaoperasi sectio caesaria.
6.
Untuk mengetahui bagaimana proses keperawatan yang
dilakukan kepada pasien pascaoperasi sectio
caesaria.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Sectio Caesaria
Peningkatan persalinan
dengan sectio caesaria ini disebabkan
oleh berkembangnya indikasi dan makin
kecilnya resiko dan mortalitas pada sectio caesaria yang didukung dengan
kemajuan teknik operasi dan anesthesia,
serta ampuhnya antibiotika dan keotherapie. (Mochtar, 1998). Sectio
caesarea adalah melahirkan janin yang sudah mampu hidup (beserta plasenta dan selaput ketuban) secara transabdominal melalui insisi uterus. (Benson, 2008).
Alasan melakukan sectio caesaria yang tidak di rencanakan
meliputi : keluarnya bayi lambat atau berhenti sama sekali, bayi menunjukkan
tanda-tanda bahaya seperti detak jantung yang sangat cepat atau lambat, masalah
dengan plasenta atau tali pusat menempatkan bayi pada resiko, bayi terlalu
besar dilahirkan melalui vagina (Prawirohardjo, 2008). Alasan melakukan sectio caesarea yang di rencanakan
meliputi : bayi tidak dalam posisi dekat turunnya kepala dengan tanggal jatuh
tempo persalinan, penyakit jantung yang dapat di perburuk karena stres kerja,
infeksi yang dapat menular ke bayi selama kelahiran pervaginam, ibu yang lebih
dari satu bayi (kelahiran multipel), riwayat sectio caesarea sebelumnya (Prawirohardjo, 2008).
Menurut statistik
tentang 3.509 kasus sectio caesarea
yang disusun oleh Peel dan Chamberlain, indikasi untuk sectio caesarea adalah
disproporsi janin panggul 21%, gawat janin 14%, plasenta previa 11%, pernah sectio caesarea 11%, kelainan letak
janin 10%, pre eklamsi dan hipertensi 7% dengan angka kematian ibu sebelum
dikoreksi 17% dan sesudah dikoreksi 0,5% sedangkan kematian janin 14,5%
(Winkjosastro, 2005).
Dari teori-teori tentang
sectio caesaria diatas, dapat
disimpulkan operasi sesar/sectio caesaria
adalah operasi untuk mengeluarkan bayi tanpa melalui liang persalinan (vagina), dalam operasi tersebut dokter
membedah dinding perut dan rahim ibu guna mengeluarkan bayi. Operasi Caesar
umumnya berlangsung 20-90 menit dan dapat dilakukan baik karena alasan medis
maupun non-medis (personal). Sebuah prosedur persalinan dengan
pembedahan umumnya dilakukan oleh tim dokter yang beranggotakan spesialis
kandungan, anak, anastesi serta bidan.
2.2. Etiologi/Penyebab Sectio Caesaria
Selain dari keinginan si ibu, operasi caesar juga dapat dilakukan karena
adanya hal-hal sebagai berikut:
1.
Presentasi bokong atau kaki, yaitu bokong atau kaki
keluar duluan dibandingkan kepala (terjadi pada 3-4% kasus persalinan).
2.
Presentasi pundak (sungsang), yaitu pundak keluar
duluan.
3.
Pernah menjalani operasi caesar.
4.
Bayi raksasa (baby
giant), yaitu bayi dengan berat mendekati atau diatas 4,5 kg.
5.
Ukuran pinggul ibu terlalu kecil/disposisi kepala panggul.
6.
Ari-ari lepas duluan, biasanya karena plasenta tidak
terletak di rahim bagian atas.
7.
Tali plesenta bermasalah atau melilit tubuh
bayi sehingga menghalangi pernafasan dan asupan nutrisinya.
8.
Plasenta previa, yaitu ari-ari menutupi
sebagian atau seluruh jalan lahir.
9.
Bayi kembar
banyak (lebih dari 2).
10. Kontraksi terlalu lemah atau berhenti.
11. Terjadi pendarahan yang terlalu banyak dan
membahayakan calon ibu.
12. Leher rahim (serviks) tidak sepenuhnya terbuka.
13. Hydrocephalus
pada bayi.
14. Ibu bayi memiliki masalah kesehatan antara
lain hipertensi dan diabetes, yang membutuhkan penanganan intensif.
2.3. Tanda
dan Gejala Pascaoperasi Sectio Caesaria
Tanda dan gejala umum yang timbul pada pasien pascaoperasi sectio caesaria, yaitu:
1.
Pusing.
2.
Mual muntah.
3.
Nyeri di sekitar luka operasi.
4.
Adanya luka bekas operasi.
5.
Peristaltik usus menurun.
2.4 Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan
penunjang yang dapat dilakukan untuk memantau kondisi pasien pascaoperasi sectio caesaria antara lain:
1) Analgesik
Untuk wanita dengan ukuran tubuh
rata-rata dapat suntik 75 mg meperidin IM setiap 3 jam sekali bila perlu untuk
mengatasi rasa sakit atau dapat disuntikan dengan cara serupa 10-15 mg morfin
sulfat. Obat-obatan antiemetik, misalnya prometasin 25 mg biasanya diberikan
bersama-sama dengan pemberian preparat
narkotik.
2) Tanda-tanda vital
Setelah dipindahkan ke ruang
rawat, maka tanda-tanda vital pasien harus di evaluasi setiap 4 jam sekali.
Jumlah urin dan jumlah darah yang hilang serta keadaan fundus uteri harus diperiksa, adanya abnormalitas harus
dilaporkan.Selain itu suhu juga perlu diukur.
3) Terapi cairan dan diet
Untuk pedoman umum, pemberian 3
liter larutan, termasuk Ringer Laktat, terbukti sudah cukup selama pembedahan
dan dalam 24 jam pertama berikutnya. Meskipun demikian, jika output urin di bawah 30 ml per jam,
pasien harus dievaluasi kembali. Bila tidak ada manipulasi intra abdomen yang ekstensif atau sepsis, pasien seharusnya sudah dapat menerima cairan per oral satu
hati setelah pembedahan.Jika tidak, pemberian infus boleh diteruskan.Paling
lambat pada hari kedua setelah operasi, sebagian besar pasien sudah dapat
menerima makanan biasa.
4) Vesika urinaria/kandung kemih dan usus
Kateter sudah dapat dilepas dari
vesika urinaria setelah 12 sampai 24 jam post operasi. Kemampuan mengosongkan
urinaria harus dipantau sebelum terjadi distensi. Gejala kembung dan nyeri
akibat inkoordinasi gerak usus dapat menjadi gangguan pada hari ke-2 dan ke-3
post operasi. Pemberian supositoria rectal akan diikuti dengan defekasi atau
jika gagal, pemberian enema dapat meringankan keluhan pasien.
5) Ambulasi
Pada hari pertama post operasi,
pasien dengan bantuan perawat dapat bangun dari tempat tidur sebentar
sekurang-kurangnya sebanyak 2 kali. Ambulasi dapat ditentuka waktunya
sedemikian rupa sehingga preparat analgesik yang baru saja diberikan akan
mengurangi rasa nyeri. Pada hari kedua, pasien dapat berjalan ke kamar mandi
dengan pertolongan.Dengan ambulasi dini, trombosit vena dan emboli pulmoner
jarang terjadi.
6) Perawatan luka
Luka insisi diinspeksi setiap
hari, sehingga pembalut luka yang relative ringan tampak banyak plester sangat
menguntungkan.Secara normal jahitan kulit diangkat pada hari ke empat setelah
pembedahan.Paling lambat pada hari ke tiga post partum, pasien sudah dapat
mandi tanpa membahayakan luka insisi.
7) Laboratorium
Secara rutin Ht diukur pada pagi
hari setelah operasi, Ht harus segera dicek kembali bila terdapat kehilangan
darah atau bila terdapat oliguri atau keadaan lain yang menunjukan hipovolemia.
Jika Ht stabil, pasien dapat melakukan ambulasi tanpa kesulitan apapun dan
kemungkinan kecil jika terjadi kehilangan darah lebih lanjut.
2.5
Penatalaksanaan
Menurut Cunningham (2006) penatalaksanaan untuk klien
post sectio caesarea meliputi :
a)
Observasi kesadaran, dilakukan oleh ahli bedah karena
ibu dapat mengetahui hampir semua proses peralihan.
b)
Mengukur TTV, meliputi tensi, nadi, suhu, pernafasan.
c)
Diet
-
Pemberian sedikit minum sudah dapat diberikan 6-10 jam
pasca bedah berupa air putih.
-
Ibu menyusui harus mendapatkan tambahan kalori 500
kalori tiap harimakan dengan diet seimbang untuk mendapatkan protein, mineral,
vitamin yang cukup.
d)
Mobilisasi
-
Mobilisasi secara bertahap berguna untuk membantu
penyembuhan penderita secara psikologi.
-
Miring ke kanan dan ke kiri di mulai 6-10 jam pasca
operasi (setelah sadar).
-
Hari kedua pasien bisa duduk selama 5 menit dan hari
berikutnya pasien bisa berjalan.
e)
Periksa TTV rutin.
f)
Payudara
Payudara dibersihkan setiap hari
sebelum mandi.
g)
Kembalinya Menstruasi
Menstruasi biasanya terjadi 12 minggu
setelah persalinan pada wanita yang tidak menyusui dan 36 minggu setelah
persalinan pada yang menyusui.
f) Keluarga
Berencana.
2.6. Proses Keperawatan Pada Pasien Pascaoperasi Sectio Caesaria
Proses
keperawatan melalui beberapa tahap, yaitu:
2.6.1.
Pengkajian
2.6.1.1. Data Umum
§ Tgl
Masuk Rumah Sakit :30 November 2014
§ Jam :08.00 WIB
§ Ruang
Rawat/Kelas :Kebidanan Wira
2/Kelas 1
§ No.
RM :009646
2.6.1.2. Identitas
Pasien
§ Nama
:Ny. Suhartini
§ Jenis
Kelamin :Perempuan
§ Usia :35 Tahun
§ Agama :Kristen Protestan
§ Alamat :Jl.
Angsana 2 Blok C No. 20 Tgr
§ Telp. : -
§ Alasan
Masuk Rumah Sakit :Persalinan anak pertama dengan
status G2P
0A 1.
2.6.1.3. Pemeriksaan
Fisik
§ Berat
Badan :65 Kg
§ Tinggi
Badan :150 Cm
§ Temperatur
Tubuh :354 oC
§ Nadi :78 dpm
§ Respirasi :22
x/menit
§ Tekanan
Darah :120/80 mmHg
§ Pemeriksaan
Penunjang :Laboratorium DL, HB, Ht
2.6.1.4. Keluhan
§ Data
Subjektif :Pasien mengeluh sakit
pada luka pasca operasi sesar, ingin bisa berjalan sendiri sambil menimang
bayinya, mual.
§ Data
Objektif :Pasien terlihat sangat
lemas dan merintih kesakitan, TD :120/80 mmHg, S :354 oC.
2.6.2. Masalah Keperawatan
Pasien mengalami ketidakmampuan dalam
bermobilisasi secara aktif.
2.6.3. Rencana Tindakan Keperawatan
Rencana tindakan keperawatan yang akan
dilakukan, antara lain:
§ Mengkaji
kemampuan pasien dalam bermobilisasi.
§ Observasi
TTV.
§ Menjaga
rasa nyaman pasien.
2.6.4. Tindakan Keperawatan
Tindakan
keperawatan yang dilakukan oleh perawat, yaitu:
§ Mengobservasi
TTV pasien.
§ Menginjeksi
obat Ceftriaxone & Ranitidine, dengan instruksi dari dokter.
§ Memandikan
dan membersihkan luka pascaoperasi.
§ Membantu
melakukan mobilisasi pasif.
Cara kerja/Langkah-langkahnya :
a.
TTV pasien
Persiapan
alat :
1. Tensimeter/sphygmomanometer
2. Stetoskop
3. Jam
tangan detik/stopwatch
4. Termometer
digital
5. Kapas
alkohol
6. Sarung
tangan
7. Pena
atau pensil dan lembar kerja/rekam medik
Untuk
Mengukur Suhu di Aksila
- Hidupkan
termometer dengan menekan tombol khusus.
- Membuka
pakaian atas pasien.
- Masukkan
termometer ke tengah aksila pasien, anjurkan pasien menjepitnya dan lengan
bawah menyilang diatas dada, sampai termometer mengeluarkan suara “tiit tiit
tiit”.
- Mengangkat
termometer dan membersihkannya dengan kapas alkohol.
- Baca
hasilnya dan dokumentasikan.
- Bantu
pasien memakai/merapikan bajunya kembali.
Untuk
Mengukur Tekanan Darah
- Pasang
mangset ± 2jari diatas nadi brakialis.
- Letakkan
stetoskop tepat pada nadi brakialis.
- Pastikan
pompa sudah terkunci, lalu pompa terus sampai tidak terdengar bunyi denyutan.
- Observasi
dengan mendengarkan bunyi denyutan pertama hingga bunyi denyutan terakhir.
- Dokumentasikan
hasilnya.
Untuk
Menghitung Nadi
- Letakkan
ujung jari telunjuk dan jari tengah diatas nadi radialis, tekan sampai teraba
denyutan.
- Setelah
teraba denyutan, mulailah menghitung 30 detik.
- Dan
kalikan hasilnya dengan 2.
- Dokumentasikan
hasilnya.
Untuk
Menghitung Pernapasan
- Letakkan
lengan pasien pada posisi rileks menyilang abdomen atau dada bagian bawah.
- Observasi
siklus pernapasan lengkap (sekali inpirasi dan sekali ekspirasi).
- Sekali
siklus pernapasan lengkap, perhatikan jarum jam penunjuk detik dan mulailah
menghitung frekuensi pernapasan.
- Jika
teratur selama 30detik lalu dikalikan 2, jika tidak teratur lakukan
penghitungan selama satu menit penuh (untuk bayi/anak kecil hitung sampai satu
menit).
- Selama
menghitung, perhatikan apakah irama pernapasan dangkal, normal, atau terjadi
perubahan. Dokumentasikan hasilnya.
b.
Menginjeksi
Pasien
Persiapan
alat :
1. Spuit
10cc yang berisi Ceftriaxone 10cc (sesuai instruksi dokter) 3cc yang berisi
Ranitidine 2cc (sesuai instruksi dokter).
2. Spuit
3cc yang berisi Ranitidine 2cc (sesuai instruksi dokter).
Cara
Kerja/Langkah-langkahnya :
- Sterilkan
selang besar berwarna kuning/kecoklatan di dekat abocath dengan menggunakan
kapas alkohol.
- Matikan
tetesan cairan infus terlebih dahulu, dengan cara melipat selang infus atau
mematikannya secara langsung pada roll pengatur, jika sudah mati suntikkan obat
injeksi secara perlahan sampai habis.
- Nyalakan
kembali infusannya, cabut spuit.
- Dokumentasikan.
c.
Membantu
Melakukan Mobilisasi Pasif
- Menganjurkan
pada pasien supaya miring kanan & miring kiri.
- Bantu
ibu menekuk kakinya dan mengganti pakaian bawahnya.
- Mengganti
dan mengenakan pakaian atas pasien dengan melakukan mobilisasi secara pasif
pada pasien.
- Dokumentasikan.
2.6.5. Evaluasi
Beberapa hari
kemudian, pasien sekarang sudah bisa bermobilisasi secara aktif, pasien sudah
mampu menimang anaknya jalan-jalan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Bedah
Caesar umumnya dilakukan ketika proses persalinan normal melalui vagina tidak
memungkinkan karena berisiko kepada komplikasi medis lainnya. Sectio caesaria adalah suatu cara
melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus/rahim melalui dinding depan perut, vagina atau suatu histerektomia untuk janin dari dalam
rahim yang bertujuan untuk menyelamatkan kehidupan baik pada ibu maupun pada
bayi. Sectio caesaria adalah suatu
tidakan untuk melahirkan bayi dengan berat badan diatas 500gram , melalui
sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. Operasi Sesar atau Sectio Caesaria adalah proses persalinan
dengan melalui pembedahan dimana irisan dilakukan di perut ibu/laparatomi dan rahim/histerotomi untuk mengeluarkan bayi tanpa
melalui liang persalinan (vagina),
dalam operasi tersebut dokter membedah dinding perut dan rahim ibu guna
mengeluarkan bayi. Berdasarkan pengamatan yang penulis temukan di lapangan
selama melaksanakan studi penelitian bahwa teori tentang imobilitas/gangguan mobilisasi ada hubungan yang bermakna dengan
pasien Ny. Suhartini.
3.2. Saran
Berdasarkan
pengamatan penulis Ny. Suhartini harus
menjaga kesehatan tubuhnya dengan banyak istirahat, dan menjaga pola makan agar
dapat memberikan ASI eksklusif pada
bayinya, dan hindari mengangkat beban berat sampai dengan ± 5 bulan untuk
mencegah terjadinya infeksi pada luka pascaoperasi persalinan sesar/sectio caesaria. Dalam menangani kasus
seperti ini diharapkan mahasiswa/i dapat mengetahui Asuhan Keperawatan dari
penyakit tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
The King Casino Online ᐈ Get 50% up to €/$100 + 50 Free Spins
BalasHapusGet nba매니아 50% up to €/$100 + 1xbet 먹튀 50 Free Spins · Visit the official site · https://jancasino.com/review/merit-casino/ Log in poormansguidetocasinogambling to kadangpintar your Casino Account · If you do not agree to the terms of the terms of the agreement,